Selasa, 01 Februari 2011

Semangat Chelsie

Aku lebih senang memanggilnya Chelsie.

Akhir pekan lalu aku mengunjungi Ciawi untuk menemani ayah menutup rangkaian seleksi atlit catur percasi untuk sea games. di sana, setelah 4 tahun lebih tidak bersua, aku melihat kembali wajahnya. namun saat itu, ia tergolek lemas di kasur karena sakit. bagaimana tidak sakit, seminggu di tempat yang dingin, energi selalu terkuras untuk pertandingan-pertandingan, namun tidak disuport dengan makanan yang bergizi. ia bercerita bahwa bahkan air putih saja dijatah di hari-hari pertama. kemudian setiap hari makanannya hanya tahu tempe, kadang ayam yang keras dan pernah ikan yang tidak segar. aku sendiri ketika ke sana melihat makanan yang disajikan merasa miris, ini kan seleksi atlit untuk kompetisi internasional, mereka butuh asupan bergizi supaya otaknya cemerlang. apa yang terjadi dengan orang-orang yang mengurusi penyelenggaraan seleksi tersebut sih? bukan main, korupsi ada di mana-mana. kalau kamu mau tau rasanya, coba campur 1 telur dengan 1 gelas air, kemudian dadar. ckckck.

namun bukan itu yang ingin aku ceritakan. suatu pagi sewaktu SMA, tersebar kabar bahwa ayah dari seorang siswi meninggal dalam sebuah kecelakaan. walaupun satu sekolah dan satu tingkat, namun saya tidak mengenal siswi tersebut. teman dekat saya yang mengenalnya segera pergi melayat. sepulang dari sana ia bercerita tentang kesedihan sang teman. kemudian ada suatu bagian cerita yang membuatku trenyuh, di sana, adiknya menangis dan meraung berkata "Papa, papa janji minggu depan mau temenin aku lomba catur, papa janji mau antar aku, papa bohong, kenapa papa malah pergi ninggalin aku". kata-kata sedih itu keluar dari mulut seorang gadis kecil, masih SD. namanya Chelsie Monica Sihite.

chelsie gemar bermain catur sejak kecil karena melihat ayahnya yang sering bermain catur. dan memang ia memiliki bakat yang besar. di usianya yang masih sangat muda, ia mampu mengalahkan para dewasa. sang ayah pergi tepat ketika ia akan membuka jalan dalam karir caturnya. sang ayah pergi tepat ketika mereka akan mewujudkan impian mereka berdua. chelsie pasti sedih sekali, ayahnyalah pendorong utama. di tengah kedukaannya, sang gadis kecil itu tetap pergi sesuai dengan jadwal kompetisinya.

Chelsie tidak pernah berhenti bermain catur. ia tak gentar mewujudkan impiannya dan ayahnya. ada banyak kendala, ada banyak keterbatasan namun selalu saja ada jalan untuknya. lagi-lagi di usianya yg masih sangat muda, gelar master sudah diraih. 3 tahun yang lalu, gelar juara dunia disabet dalam arena catur pelajar. 2 tahun yang lalu, ia berada pada peringkat pertama pecatur putri nasional. berbagai belahan dunia telah ia sambangi dan pulang dengan membawa prestasi yang membanggakan. sekarang ia sudah meraih gelar internasional ; woman fide master.

mungkin dulu ia tidak pernah bermimpi menjadi kesayangan walikota Balikpapan. mungkin dulu ia tidak pernah bermimpi Kalimantan Timur akan sangat berbangga diri memiliki dirinya. mungkin dulu ia tidak pernah bermimpi menjadi salah satu orang terhormat dalam bidang olahraga yang menerima langsung penghargaan dari presiden. mimpinya bermain catur.

sang gadis kecil, dengan mimpinya dan almarhum ayahnya telah membawa pencerahan dan kegembiraan untuk keluarganya. membawa kondisi yang lebih baik dari segala sisi untuk keluarganya. ayo chelsie, tetap semangat! tetap berjuang. 2 langkah lagi menuju cita-citamu, menjadi Grand Master sebelum berusia 17 tahun.

1 komentar:

Tere mengatakan...

Balikpapan bangga karena chelsie!!!Go Chelsie...

Posting Komentar

 
;