Selasa, 31 Juli 2012 1 komentar

Marhusip

Tanggal 28 Juli 2012, aku dan Jo beserta keluarga kami telah melalui satu tahapan dalam rangkaian pernikahan adat batak yaitu Marhusip. Tentang apakah itu Marhusip, dapat dibaca dalam postinganku sebelumnya : Pernikahan Adat Batak. Titik berat acara ini adalah perundingan antar keluarga. Aku dan Jo diharuskan untuk sembunyi dulu sejak awal acara. Setelah perundingan selesai dan dicapai kesepakatan, kemudian kami dipanggil dan diberi wejangan. Supaya perundingan yang telah disepakati dan wejangan diingat oleh kami semua yang hadir, maka dibagi ingot-ingot berupa uang. Acara ditutup dengan perkenalan Jo ke keluarga Sinaga dan aku ke keluarga Sidabutar.
(ki) tudu-tudu sipanganon dari pihak paranak ; (ka) dengke dari pihak parboru

searah jarum jam : 1. Raja Parhata Sinaga dan Sidabutar ; 2.  Wejangan dari Parharta Sinaga ; 3. Wejangan dari Parhata Sidabutar ; 4. Ingot-ingot berupa uang sebagai ikrar janji

Perkenalan Jo ke keluarga Sinaga dan aku ke keluarga Sidabutar





Lega rasanya acara Marhusip berlangsung dengan baik, one step closer to the 'd' day. Semoga tahap demi tahap berikutnya hingga hari h dapat berlangsung dengan baik juga. :)
0 komentar

Pernikahan Adat Batak

Berhubung saya dan Jo akan melangsungkan pernikahan adat Batak, kali ini saya akan membagi artikel dari Weddingku tentang keunikan tahap demi tahap yang harus kami lalui.



Masyarakat Batak, tak terkecuali di kota-kota besar termasuk Jakarta, masih memegang kuat nilai-nilai budaya. Mulai dari sistem kekerabatan, hingga adat istiadat (termasuk ruhut paradaton dalam perhelatan adat mulai dari bayi, anak, remaja, perkawinan dan kematian) tetap terpelihara dalam kehidupan sehari-hari. Berikut Weddingku paparkan urut-urutan adat pernikahan di dalam masyarakat Batak khususnya Batak Toba yang lazim digunakan terutama di kota Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia, mulai dari patiur baba ni mual (mohon doa restu) hingga marunjuk (pesta pernikahan).
A. PATIUR BABA NI MUAL (permisi dan mohon doa restu Tulang)
Prosesi ini merupakan langkah pertama yang dilakukan oleh orangtua terhadap hula-hula (kelompok marga asal sang istri) sebelum putranya menikah. Menurut adat, putri tulang (saudara kandung laki-laki dari pihak ibu) adalah jodoh pertama dari putranya. Apabila pasangan hidup yang dipilih bukan putri tulang, maka orang tuanya perlu membawa putranya permisi dan mohon doa restu tulang. Adat ini hanya dilakukan pada putra pertama yang akan menikah.
B. MARHORI-HORI DINGDING (perkenalan keluarga secara tertutup)
Beberapa bulan sebelum pesta pernikahan, keluarga pihak laki-laki (paranak/pangoli) mengunjungi keluarga pihak perempuan (parboru/oroan) dengan maksud memperkenalkan diri dan menetapkan tanggal dan hari untuk lamaran. Marhori-hori dingding hanya dilakukan oleh keluarga inti saja, karena sesuai dengan artinya (marhori = berkomunikasi, dingding = dinding) pertemuan ini diadakan secara intim dan tertutup. Suguhan yang dibawakan pun cukup berupa kue atau buah.
C. MARHUSIP (perundingan diam-diam) & PATUA HATA (melamar secara resmi):
Beberapa waktu kemudian, atas hasil pembicaraan hori-hori dingding maka diadakan pembicaraan yang lebih formal antar keluarga dekat (belum melibatkan masyarakat luar). Baik pihak paranak maupun parboru didampingi oleh raja adat masing-masing. Pihak paranak datang ke tempat keluarga parboru dengan membawa sipanganon (makanan & minuman). Pada acara ini pihak paranak mempersembahkan tudu-tudu sipanganon (makanan berupa kepala pinahan lobu/babi atau kerbau) dan pihak parboru memberikan dengke (ikan mas).
Acara marhusip biasanya langsung dirangkai dengan acara melamar secara resmi yang dipimpin oleh para raja adat. Acara ini dinamakan patua hata yang secara harafiah berarti meningkatkan taraf kesepakatan yang tak lagi hanya melibatkan kedua pasangan muda-mudi saja tapi sudah naik ke taraf kesepakatan antar orang tua.
Dalam acara ini dibahas secara detail adat yang akan dilaksanakan. Antara lain:
* marhata sinamot (merundingkan mas kawin / mahar)
Meliputi pembahasan jumlah dan bentuk sinamot (uang mahar) yang akan diberikan oleh pihak paranak, dan panjuhuti (jenis ternak yang akan dipotong) yang kini ditetapkan pihak parboru. Dahulu, ternak panjuhuti disediakan pihak paranak dan merupakan bagian dari sinamot. 
* jumlah ulos yang akan diberikan pihak parboru kepada pihak paranak (ulos herbang)
Saat ini di daerah Jabodetabek biasanya jumlah ulos dibatasi oleh para tua-tua adat agar acara pernikahan tidak terlalu bertele-tele. Biasanya jumlahnya maksimum 17 atau 18 ulos, tapi masih bisa dinegosiasikan secara kekeluargaan. 
* tempat dan tanggal martumpol dan pernikahan
Tempat pesta pernikahan dapat diselenggarakan di tempat pengantin perempuan (dialap jual) atau tempat pengantin laki-laki (tahuron jual). Jika pesta diselenggarakan di tempat paranak, maka pihak paranak tidak diwajibkan membawa sibuha-buhai (sajian pagi pada hari H). Jual beras (boras si pir ni tondi) dan dengke siuk (ikan arsik/pepes) sebagai bawaan kerabat pihak paranak akan beralih kepada pihak parboru sebagai bolahan amak atau tuan rumah. 
* banyaknya jumlah undangan dari kedua belah pihak
Selama marhusip dan patua hata berlangsung kedua belah keluarga duduk secara berhadap-hadapan dan kedua pengantin biasanya "disembunyikan" lebih dahulu atau tidak dilibatkan, sampai pada akhir acara barulah keduanya dipanggil untuk diperkenalkan ke seluruh keluarga dan diberi wejangan / pengarahan. Sebelum acara ditutup biasanya dibagikan uang ingot-ingot ke pihak keluarga yang jumlahnya bervariasi, tergantung posisi orang tersebut dalam tatanan adat.
D. MARTUMPOL
Persetujuan pernikahan sekaligus pewartaan atau pengumuman melalui institusi agama (gereja, masjid, dll). Bila dilakukan di gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) maka pewartaan (yang biasa disebut tingting) dilakukan setidaknya 2 kali dalam 2 minggu berturut-turut. Bila tidak ada pihak yang berkeberatan / menggugat, barulah pernikahan dapat diselenggarakan.
E. MARTONGGO RAJA DAN MARIA RAJA
Seusai martumpol, biasanya dilanjutkan dengan pembicaraan di rumah masing-masing pihak yang disebut martonggo raja (di tempat keluarga parboru) dan maria raja (di keluarga paranak). Pembicaraan ini membahas lebih detail lagi prosesi adat hari H, terutama keterlibatan masing-masing personil keluarga besar (dongan sahuta), seperti siapa yang bertugas untuk memberi dan menerima ulos, dan hal-hal yang telah disepakati dalam acara marhusip sebelumnya.
F. PAMASU-MASUON (pemberkatan nikah) & MARUNJUK (pesta adat)
Setelah urut-urutan adat pernikahan dilalui, tibalah untuk menggelar pesta pernikahan yang diawali dengan pemberkatan di rumah ibadah dan dilanjutkan dengan marunjuk (pesta adat). Sekilas urutan prosesi pada hari H dapat disimak di bawah.
MARSIBUHA-BUHAI
Pagi hari (sekitar pukul 6.30) rombongan paranak datang untuk menjemput mempelai wanita dengan membawa tanda makanan adat na margoar / sangsang (pinahan lobu/babi atau kerbau) dan pihak parboru menyediakan dengke (ikan mas),sebagai tanda permulaan ikatan kekerabatan atau berbesanan (mamuhai partondongan). Seluruh keluarga pun makan pagi bersama, dan setelahnya orang tua parboru memimpin doa memberangkatkan pengantin ke rumah ibadah untuk pemberkatan.


PAMASU-MASUON (pemberkatan nikah)
Pemberkatan dilakukan di tempat ibadah. Untuk kepraktisan, sebelum acara pemberkatan dimulai biasanya dilakukan pencatatan sipil di tempat. Setelah pemberkatan usai, seluruh keluarga berangkat menuju tempat pesta adat.
MARUNJUK (pesta adat)
Setelah mempelai dan keluarga kedua pihak telah tiba dalam gedung, kedua belah pihak saling menyerahkan tanda makanan adat. Pihak paranak menyerahkantudu-tudu ni sipanganon (pinahan lobu/babi atau kerbau utuh yang telah dipotong dan disusun menjadi beberapa bagian tertentu) pada pihak parboru, dan sebaliknya pihak parboru menyerahkan dengkesimudur-mudur (ikan mas).
* Pembagian Jambar
Setelah proses tukar-menukar suguhan selesai, diadakan santap bersama yang didahului dengan doa. Lalu kedua belah pihak bersepakat tentang pembagianjambar juhut (tanda makanan adat yang berasal dari tudu ni sipanganon) di mana tiap potongan daging dibagi-bagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
* Tumpak
Saat pembagian berkat daging berlangsung, pihak paranak mengumpulkan sumbangan gugu dan tumpak dari semua kerabat yang diundang, kemudian pengantin perempuan dipersilakan untuk memungut (manjomput) sumbangan yang terkumpul untuk dirinya dan selebihnya diserahkan kepada orang tua paranak. 
* Sinamot
Penyerahan mahar dari pihak paranak ke parboru sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pertama-tama 'dihitung' terlebih dahulu oleh parhata (juru bicara) paranak, lalu oleh parhata pihak parboru, kemudian diserahkan pada ibu pengantin perempuan (diterima di atas ulos yang terbuka). 
Kemudian kedua belah pihak keluarga saling berkenalan dengan beberapa prosesi adat seperti pemberian panandaion dari keluarga paranak pada keluarga parboru. 
* Ulos Herbang
Pihak parboru menyerahkan ulos herbang esuai kesepakatan dalam marhusip, diawali dengan pemberian ulos passamot dan ulos hela. Ulos Passamot diberikan orang tua pengantin perempuan ke orang tua pengantin laki-laki dengan makna agar dapat mengumpulkan berkat sebanyak-banyaknya. Sedangkan Ulos Hela diberikan orang tua pengantin perempuan kepada pengantin agar pengantin bersatu sepanjang masa. Selain Ulos Hela, adapula Mandar (sarung) yang diberikan kepada pengantin laki-laki untuk dipakai bekerja jika pengantin perempuan mengadakan pesta. Kemudian orang tua parboru menabur beras Sipir Ni Tondi di kepala kedua pengantin sebanyak 3 kali agar selalu sehat, kuat menghadapi cobaan dan tabah menghadapi masalah. 
* Mangulosi
Setelah pemberian ulos herbang, tibalah saat untuk mangulosi atau pemberian ulos / berkat dari seluruh keluarga bagi kedua pengantin. 
* Akhir Acara
Acara diakhiri dengan ucapan selamat dari para raja parhata, orang tua disertai dengan sepatah dua kata nasihat bagi pengantin. Kemudian kedua pengantin pun mengucapkan rasa syukur pada orang tua, saudara dan seluruh undangan. 
G. PASCA PERNIKAHAN
Setelah menikah pun masih ada pula beberapa prosesi adat lama yang dilakukan meski saat ini sudah tak jamak dilaksanakan, atau disatukan dalam prosesi adat untuk alasan kepraktisan. Acara tersebut adalah paulak une dan maningkir tangga, yang ditujukan untuk mengantar pengantin wanita ke pihak paranak dan kunjungan pihak parboru pada huta / desa tempat tinggal pengantin yang merupakan tempat tinggal paranak. Seluruh rangkaian acara kemudian ditutup kembali dengan doa.




Selasa, 24 Juli 2012 0 komentar

Papa



Beberapa hari yang lalu saya nebeng papa ke kantor, pagi itu kami banyak ngobrol dan bertukar pikiran. Seperti biasa, ia selalu menjadi sumber inspirasi bagi saya. Saya tahu cita-citanya masih banyak untuk Indonesia Timur. Saya tahu begitu banyak permasalahan yang harus ia hadapi dan selesaikan. Tetap semangat Pa, terimakasih untuk memberikanku doping semangat di pagi hari itu dengan cerita-ceritamu.


Sebelum Papa turun dari mobil, ia menyuruhku untuk membaca BOD Note yang ia tulis dan dipublish di website PLN tepat pada hari itu.



Agar yang Biasa Tidak Sekedar Biasa-biasa Saja


Oleh : Vickner Sinaga – Direktur Operasi Indonesia Timur
Ketika mulai menulis BOD Note ini, acara ramah tamah di auditorium PLN Pusat baru saja usai. Malam itu, Kamis 12 Juli 2012, pukul 19.30 WIB, tiga acara diselenggarakan serentak. Penyerahan hadiah mobil Avanza oleh Menneg BUMN Dahlan Iskan kepada Tim Pelaksana Konstruksi Jawa – Bali V. Acara melepas Tim Bridge Yunior Putri ke Kejuaraan Dunia di Shanghai. Acara puncak, melepas Tim Paduan Suara PLN Indonesia, mengikuti “International Choral Festival” di Beijing.
Penyerahan secara simbolis kunci mobil Avanza adalah realisasi atas janji Dahlan Iskan pribadi, Dirut PLN saat itu, atas keberhasilan tim yang dipimpin Mayarudin menyelesaikan SUTT Lontar – Tangerang. Listrik dari PLTU Lontar itupun dapat mengalir ke Jakarta. Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa unit pembangkit di utara Jakarta berkurang signifikan. Tidak tanggung-tanggung, hematnya tiga triliun rupiah pertahun.
Sebelumnya, banyak warga yang tanah dan rumahnya yang akan berada di bawah SUTT tersebut menolak dilalui. Alasannya, nilai tanah yang turun, ketakutan pada radiasi listrik. Ada lagi yang unik, salah satu warga keberatan, karena sudah untuk kedua kalinya digusur, apalagi di rumahnya belum ada penerangan listrik. Saya masih ingat, siang itu, ketika pak Dis, panggilan khasku untuk Pak Dahlan Iskan, dengan langkah cepat masuk ruangan kerjaku yang memang pintunya selalu terbuka. Melirik ke kiri dan ke kanan dan akhirnya kepergok olehku yang datang dari ruang sebelah. Mau ngambil “lampu sehen” ujarnya buru-buru. Ok, aku ambilkan dari dalam, jawabku dan biar saya saja yang bawa ke ruang rapat direksi. Ya disana terlihat Syahroni, supervisor proyek, tersenyum kepadaku, anak buahku belasan tahun lalu, ketika delapan tahun di tugaskan sebagai Kepala Proyek Jaringan 500 kV di kantor Gandul itu. Sekarang dihuni Mayarudin. Panel surya 14 Watt peak berikut , tiga lampu tenaga matahari dalam satu box ditenteng ke pemilik rumah. Akhirnya satu dari sekian banyak yang menolak menerima kehadiran SUTT tersebut. Dengan upaya ekstra dan negosiasi yang cukup alot, akhirnya proyek bisa diselesaikan walau tiga minggu lebih lambat dari yang direncanakan.
Wajah sumringah penuh semangat terlihat di raut muka para pemain yunior putri yang hari itu didampingi Pak Eddy D. Erningpraja dan Pak Harry Jaya Pahlawan selaku pengurus olah raga bridge. Bangga, bertanding di tingkat dunia. Apa lagi dilepas langsung oleh Menneg BUMN. Olah raga ini sudah banyak menorehkan prestasi tingkat dunia di bawah kepemimpinan Dahlan Iskan mantan Dirut PLN itu.
Acara puncak, lima buah lagu ditampilkan Paduan Suara PLN Indonesia yang diwakili oleh PT PLN (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Timur. Lagu “ You Raise Me Up”, Sing Sing So, Sa Ngaza dari Flores dibawakan dengan indah, harmoni, dinamis dan kompak. Tepuk tangan riuh penonton berkali-kali menggema. Ditutup lagu “Suo Luo Ho”, ya, Bengawan Solo yang syairnya dalam bahasa mandarin, diterjemahkan sendiri oleh Pak Dahlan Iskan. Applaus, Standing ovasion, pantas diterima tim yang sangat tekun dan disiplin berlatih berbulan-bulan itu. Satu koor yang tidak ‘biasa – biasa ‘ saja. Ya itu minggu lalu , yang berikut ini mundur ke bulan lalu.
DEMAM PIALA EROPA. Fantastis, di grand final, kesebelasan Spanyol kembali meraih juara Eropa dengan memasukan empat gol ke gawang Italia tanpa balas. Jika Fernando Torres dan David Villa mencetak gol, wajar saja. Posisi keduanya sebagai pemain depan. Nah hebatnya pemain gelandang Juan Mata dan Jordi Alba ternyata ikutan juga mencetak gol melengkapi suskses Spanyol dengan rekor tanpa kalah sejak babak penyisihan. Satu tim Favorit penonton, adalah kesebelasan Jerman. Pemainnya biasa-biasa saja, tidak terlalu terkenal dan masih muda-muda, energik dan disiplin. Bertanding empat belas kali tanpa pernah kalah maupun seri sampai perempat final sebelum dihentikan Italia di babak semi final. Di perempat final empat gol juga disarangkan di gawang Yunani. Jika Klose mencetak gol biasa saja dan sangat wajar selaku striker. Menjadi luar biasa karena pemain gelandang, second layer, Khedira, dan Reus pemain cadangan juga menciptakan gol. Bahkan Philip Lahm bek kiri yang elegant itu. Gol tidak hanya jatah pemain depan. Semua anggota tim kesebelasan bisa. Bahkan penjaga gawang sekalipun , jika terjadi penalti. Ketekunan disiplin dan kekompakan, membedakan kedua tim ini dengan tim-tim lainnya yang mempunyai banyak pemain hebat. Buah kerja keras dari dua tim yang tidak ‘biasa – biasa’ saja.
PLN di Indonesia Timur minggu-minggu itu juga sumringah. Membuat prestasi yang patut dicatat karena tidak akan terulang lagi. Paling tidak, akan sulit dicapai. Salah satunya, BBM yang mahal itu turun fantastis di PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. Masih segar di ingatan, di awal tahun 2012 bahkan dengan terpaksa PLTG Tello yang boros itu dioperasikan agar pasokan listrik cukup. Porsi BBM yang sering disebut dengan fuel mix mencapai 45 persen. PLN sangat kekurangan mesin pembangkit. Saat ini porsi BBM tinggal 5%. Kenapa bisa ?. Buah kerja keras, kebersamaan, tekun, disiplin dan kekompakan tim. Ibarat sebuah koor, keberhasilan ini adalah kontribusi dari beberapa pihak, baik unit-unit PLN maupun mitra. Ada beberapa unit pembangkit yang berhasil masuk sistem, menggantikan pembangkit berbahan bakar minyak ini.
PLTU IPP Jeneponto, unit sizenya besar, saya ibaratkan BAS. Luar biasa, super cepat, dalam 18 bulan, unit 1 operasi, kontrak 100 MW, namun mampu memasok 125 MW. Project Managernya Ilham Rasyid, mantan Kepala Proyek PLTU Suralaya Unit 5,6 dan 7 di era 90’an, dibantu Bagiyo Prianto. Keduanya pensiunan PLN. Terima kasih kepada Direksi yang kompak, memperbaiki klausul kontrak IPP, dua tahun lalu, sehingga PLTU IPP Jeneponto bisa dibangun dan beroperasi, termasuk PLTA IPP Tangka – Manipi di system Sulselrabar. Hemat 1000 ton solar per hari.
PLN UIP Pembangkit Sulawesi, Maluku dan Papua (Kit Sulmapa), ibarat TENOR dengan kerja keras, membangun dan mengoperasikan PLTU Barru 2 x 50 MW. Bagian dari proyek 10.000 MW tahap I, hemat 800 ton solar per hari. PLN UIP Ring Sulmapa diibaratkan ALTO, berhasil membangun tiga jalur dari utara ke selatan termasuk jalur SUTT ke PLTU Jeneponto. Lebih cepat 3 bulan dari jadual karena memakai tower pinjaman dari UIP Ring Jawa Bali, dibanding jika memakai tower dari kontrak asli. Terima kasih Pak Adnyana.
PLN Wilayah Sulselrabar, sebagai SOPRAN, tentu jika tanpa ALTO, TENOR dan BAS lagunya menjadi unisolo. Peran sebagai integrator dari ketiga komponen sistem yang baru masuk ke sistem existing. Meminjam gardu bergerak untuk backfeeding dari PLN P3B Jawa-Bali yang ku ibaratkan pemain keybord. Konsumsi BBM untuk pembangkit sekitar 200 MW sudah hilang. Masih ada yang mengganjal. PLTD Masamba 8 MW masih dioperasikan karena tegangan rendah sekali di sana. Panjang SUTM lebih 100 km. PLN AP2B Makassar saya perintahkan memindahkan capasitor 5 MW dari Pare-pare ke Masamba. Esoknya, tim membuat jadual kerja, butuh waktu 31 hari. Terlalu lama. Harus bisa dalam lima hari. Manajer AP2B Makassar John Tanapa memimpin sendiri langsung mutasi capasitor, tanpa libur dan akhirnya PLTD Masamba terbunuh juga sesuai waktu yang ditetapkan. Ya, lima hari itu. Tercapai sudah, sistem bekerja tanpa BBM di luar beban puncak. Untuk keperluan pengaturan sistem yang andal dan aman, khusus di periode beban puncak yang hanya empat jam itu, masih butuh PLTD BBM, sekitar 120 MW. Itupun dominan MFO. PLTD MFO lebih hemat 25% dibanding PLTD dengan bahan bakar solar.
Yang ‘biasa” ternyata bisa, tidak hanya “biasa biasa” saja. Puas ?, Boleh puas, namun target baru sudah menunggu. Fuel mix system, tiga persen. Solar 1% ditambah 2% MFO di akhir tahun. PLN bisa, tentu dengan kerja keras, cerdas, tekun dan kompak, semoga. Menjelang bulan Ramadhan, kami ucapkan “Selamat menunaikan ibadah puasa”. Salam.
Selasa, 17 Juli 2012 0 komentar

Wedding Preparation (II)

Rasanya kalimat "waktu begitu cepat berjalan" ngga ada habis-habisnya, dan hari-H pun semakin dekat saja. Akhir-akhir ini aku sering ngerasa deg-geg-an tiba-tiba. Urusan pernikahan dari yang besar sampai printilan berputar-putar di kepala, bertanya apakah mereka semua sudah benar-benar siap. Padahal semua vendor sudah oke dari beberapa bulan yang lalu, namun semakin dekat harinya tetep aja kata panik sering menghinggapi diri. Thanks to mama yang mendedikasikan sepenuh waktunya dan selalu membuatku kembali tenang. :) Thanks to Melissa juga yang sering gw rebekin dengan segala kepanikan dan keluh kesah. Di tengah kesibukannya yang luar biasa, si nona bankir yang manis ini selalu membalas bbm-ku dengan segera :* Tetapi yang terpenting obat paniknya ya memang cuma satu : doa. 

Weekend lalu, aku dan Jo mengikuti katekisasi pra nikah yang diselenggarakan oleh  gereja dengan 4 pasangan lainnya. Kami dibekali berbagai hal penting tentang kehidupan rumah tangga. Pada hari pertama kami melaksanakan test kepribadian enneagram untuk mengetahui tipe kepribadian seperti apa yang paling menonjol dari kami masing-masing, serta kelebihan dan kekurangan tipe tersebut. Sehingga nanti kelak sudah berumah tangga kami bisa merumuskan sendiri bagaimana cara bersikap ketika dihadapkan pada berbagai konflik. Hasil tes menunjukkan bahwa aku dan Jo sama-sama memiliki tipe kepribadian 7 atau tipe petualang. Secara singkat tipe 7 adalah seperti ini : 

Generalist / Optimist / Adventure

Seorang yang selalu sibuk. Punya sikap terbuka terhadap orang lain. Berjiwa spontan. Bersemangat. Selalu optimis dan yakin pada diri sendiri. Terkadang kurang disiplin mengerjakan satu hal. Kurang fokus. Selalu mencari pengalaman-pengalaman baru. Kurang bisa bersabar.


Tipe 7 petualang

Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita dan dukacita.

Klik sumbernya kalau mau tahu tentang tes ini lebih lanjut.

Dari awal aku mengenal Jo memang sudah tersadar bahwa kami memiliki banyak kesamaan. Rupanya tes ini menunjukkan bukti kesamaan tersebut. Sisi positifnya memang kami lebih nyambung dan tahu bagaimana cara menyikapi pasangan karena ketika aku melihat Jo seperti bercermin kepada diri sendiri dan begitu pula sebaliknya. Namun kekurangannya adalah sisi negatif dari tipe 7 yang sama-sama kami miliki. Pada pasangan yang berbeda tipe, kekurangan masing-masing akan saling di back-up oleh pasangan. Artinya kami harus mencari solusi bagaimana menyiasati kekurangan tipe tersebut.

Selain materi kepribadian, kami juga mendapat materi tentang pernikahan Kristiani, komunikasi & manajemen konflik, ekonomi rumah tangga dan kesehatan organ reproduksi. Dua hari penuh materi yang sangat bermanfaat bagi kami, membuat kami lebih dalam berdiskusi membicarakan tentang kehidupan rumah tangga yang akan kami masuki sebentar lagi. Ada 1 pesan berkesan yang disampaikan dalam materi, yaitu ketika menghadapi konflik dalam rumah tangga nantinya yang sangat-sangat berbeda dengan masa pacaran. Konflik bukanlah sesuatu yang dihindari melainkan harus dihadapi. Ketika berbeda pendapat kita harus respect pada pasangan. Tidak boleh menggunakan kata-kata yang menjatuhkan dan menyakiti hati pasangan. Ada 1 ayat yang dapat menguatkan agar hal tersebut dapat selalu diingat yaitu dari Yakobus 1 : 19 "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah." 


Teruntuk Jo, semoga bina pra nikah yang kita ikuti dapat memperkuat dan memantapkan langkah, serta dapat kita terapkan nantinya. I love you sayang.

Selamat hari Selasa, semoga harimu menyenangkan :)




Senin, 09 Juli 2012 0 komentar

Dream (4)

London Telephone Box - Big Ben

Cath Kidston Store, London Covent Garden

still dreaming one day i will go to London

Rabu, 04 Juli 2012 2 komentar

Suatu Senja di Jakarta

Awan kemerahan tampak begitu manis, seperti pipi seorang gadis yang sedang kasmaran. Aku, yah aku memang gadis yang sedang kasmaran, namun bukan itu yang ingin kuceritakan. Aku memandang langit dari jendela kamarku. Senja itu aku merasa amat lekat dengan rumah ini, rumah yang sering kutinggal pergi ke luar kota, rumah yang seringkali hanya kujumpai dari Jumat malam hingga Senin subuh. Rumah ini : aku dan mereka yang selalu kurindukan. Mereka yang selalu membuatku tersenyum begitu pulang, setelah lelah dengan pekerjaan dan bergumul dengan kemacetan ibu kota. Yang begitu manis dan teramat manis, yaitu papa dan mama serta adik-adik tersayang yang selalu kugoda dan kupeluk sepulang kerja.
Angin bertiup lembut menyapu wajah, mengantarkanku pada lamunan tak sendu ; memanggil potongan-potongan kejadian manis yang terjadi di rumah ini yang terekam apik dalam kotak kenangan. Aku menyadari tak akan begitu lama lagi berada di rumah ini. Bagiku rumah ini bukan hanya sekumpulan ruang yang dilengkapi berbagai perabot, bukan pula hanya sebagai tempat untuk berlindung dari terik matahari dan hujan. Rumah ini adalah seluruh penghuninya, tempat di mana hatiku berada. Ketika aku tidak berada di rumah ini lagi, aku akan bersatu dengan pria yang kucintai. Kami akan membangun rumah kami sendiri yang aku yakin hangatnya akan sehangat rumah ini, sehangat hatiku saat ini, sehangat matahari senja. 
 
;