Selasa, 09 April 2013 0 komentar

Trimester Pertama dan Kedua

Holaaa blog, apa kabar?

lamaaaaaaaaa banget ngga cerita-cerita di sini. kenapa hayo? soalnya mood untuk nulis menguap begitu saja ketika menjalani trimester 1 kehamilan. sekarang aku sudah masuk minggu ke-20 atau 5 bulan yang artinya : "hooooreeee sudah setengah jalan!!!" Kalo kata orang-orang trimester kedua adalah masa emas nya ibu hamil, aku akan mengangguk setuju. Saat ini aku sudah terbiasa dengan segala perubahan yang terjadi pada tubuhku karena hormon kehamilan.

Sekarang aku mau cerita sedikit bagaimana rasanya trimester pertamaku. Respon tubuh setiap ibu akan berbeda-beda terhadap hormon kehamilan. Katanya sih bawaan baby. Nah, ini nih yang kualami :

- mual-mual sepanjang hari sampai minggu ke14
Dulu kukira morning sickness itu ya emang cuma dialami pada pagi hari..namanya aja morning kan...eh ternyata yang kualami ini sepanjang hari ngga kenal waktu. Beruntung aku masih diberi nafsu makan. Pernah dalam 2 hari penuh, aku memuntahkan setiap apapun yang kumasukkan ke mulut, bahkan air putih sekalipun.
Setiap dua jam perut harus diisi daripada asam lambung naik yang berujung muntah pada akhirnya. Aku benci banget masuk ke dapur, aromanya bikin mual. Aku muntah setiap makan sayur, buah dan cemilan padahal mereka semua adalah favoritku dari dulu. Aku yang dari dulu juga ngga suka nasi jadi suka banget makan nasi, malahan h-a-r-u-s makan nasi. Aku suka semua makanan favoritnya Jo (ini anak papanya banget ya...)

- ngidam
Kehamilan pertamaku ini ternyata ngga terlalu ngerepotin Jo di dalam dunia per-ngidam-an. Aku sering banget pengen makan bakso, yamien manis dan yang paling sering adalah ngidam masakan batak. Ngga susah dicari kan...Mertuaku yang jago masak pun sering bikinin aku makanan yang kuinginkan.

- mudah lelah dan cepat mengantuk
Di kantor rasanya ngantuk terus, pulang ke rumah pun pengennya langsung tidur. Aku juga ngga sanggup berjalan kaki terlalu lama.

-pusing 

- pegal seruruh tubuh dan nyeri punggung
Setelah muntah hebat biasanya diikuti dengan ngilu sekujur tubuh. Selain itu badan ini rasanya ko ngga pernah lepas dari pegal dan nyeri. Namun semua pegal dan nyeri yang kurasakan setiap hari sangat terbantu dengan pijatan lembut oleh suamiku tercinta.

Kira-kira seperti itulah gambaran trimester pertamaku. Meskipun agak berat, tapi aku bersyukur bisa melaluinya dan bersyukur di saat banyak ibu hamil lainnya yang susah beraktifitas normal bahkan harus bedrest lama. Aku bersyukur masih bisa pergi ke kantor walaupun dalam trimester pertamaku seringkali minta izin sakit karena lemas setelah muntah hebat di pagi hari. Aku bersyukur orang-orang terdekat di sekitar memahami kondisiku. Dan aku sangat-sangat bersyukur, Jo adalah suami yang super bagiku, ia selalu merawatku dan selalu bersikap manis sehingga membuatku merasa nyaman dan tenang.

Sekarang di trimester yang kedua, kondisi tubuhku sudah jauh lebih stabil dan kuat. Aku sudah ngga pernah muntah lagi. Mual tetap ada, tetapi hanya 10% dari yang sebelumnya kurasakan. Aku sudah mulai bisa makan makanan apapun. Pegal badan dan nyeri punggung masih, kayaknya sih ngga akan hilang sampai babynya lahir. Oh iya, sekarang baby bump ku sudah terlihat, haha..

Ada satu hal menakjubkan yang kurasakan sejak seminggu yang lalu. Awalnya aku ngga ngeh, kemudian baru kurasakan tendangan-tendangan dari kaki mungil bayi dalam perutku. Kalau udah ditendang rasanya happy. Kurasa anakku sedang ingin berkomunikasi denganku (pede banget yah si mamah). Seperti yang setiap hari biasanya kulakukan, malam itu aku bicara kepada si baby, "Nak, udah malem, kamu udah tidur ya Sayang?" Aku bertanya demikian karena dalam dua jam terakhir tidak terasa tendangan, jadi kukira dia memang sedang tidur. Eh ngga kusangka beberapa detik kemudian si baby menjawabku dengan dua tendangan mungilnya. Rasanya hatiku ini berbunga-bunga, seneng banget babynya dengar suaraku dan menjawabku. :">

Nak, papa dan mama udah ngga sabar 4 bulan lagi kita ketemu, kami udah ngga sabar pengen gendong dan cium-cium kamu....

Sehat-sehat ya Nak di perut mama sampai tiba saatnya kamu lahir, 
Papa dan Mama mencintaimu. 
Selasa, 08 Januari 2013 0 komentar

Dua Garis Merah

Aku selalu suka dengan Bulan Desember, bulan yang penuh dengan semangat menyambut Natal. Natal tahun ini pasti akan terasa lebih spesial karena inilah Natal pertama aku dan Jo sebagai sepasang suami istri. Ketegangan untuk memenangkan siapa yang pertama kali mengucapkan "Selamat Natal Sayang" pun sudah dimulai sejak masa Adven.

Namun aku tidak menyangka bahwa di Bulan Desember ini kami akan mengalami kedukaan. Sore itu Hari Kamis,13 Desember 2012, ketika Jo menjemputku di kantor, ia menyampaikan kabar bahwa Ompung (Ibu dari Ayah Mertuaku) telah dipanggil Tuhan. Walaupun baru sempat mengenalnya, aku merasa amat sedih. 3 bulan yang lalu Ompung yang memang sudah sakit-sakitan datang ke Jakarta untuk menghadiri pernikahanku dengan Jo. Ompung pun sempat tinggal bersama kami selama sebulan, kami sering doa pagi bersama bahkan Ompung masih bisa memimpin doa untuk kami. Keesokan harinya kami segera berangkat ke Medan. 

Prosesi Adat Batak untuk orang meninggal sampai penguburan berlangsung selama 6 hari. Ompung pun dibawa ke Tomok untuk dikuburkan di samping Ompung Doli yang terlebih dulu pergi 18 tahun yang lalu. 
6 hari yang sungguh berduka dan melelahkan, Puji Tuhan semua boleh berjalan dengan baik. Ada banyak pelajaran yang kami dapatkan selama di Medan. 

Tiba saatnya kami pulang kembali ke Jakarta pada hari Rabu. Ah iya, ternyata aku sudah telat datang bulan selama 4 hari. Pagi itupun aku menggunakan alat testpack yang dibelikan Jo pada malam sebelumnya. Kami dikejutkan dengan dua garis merah yang terlihat pada alat testpack tersebut. Aku hamil! Ah, sungguh senang sekali. Sorenya setiba di Jakarta, kami pergi ke Prodia untuk mendapatkan hasil uji yang lebih akurat dan pergi ke Dokter Kandungan. Hasil Lab dan Dokter pun menyatakan bahwa aku positif hamil. Kami berdua sangat bahagia dan merinding karena dalam beberapa bulan ke depan kami akan menjadi orang tua.

Aku langsung teringat akan lagu dari Kidung Jemaat "Suka dan derita bergantian, memperkuat imanku". Terima kasih Tuhan untuk kado Natal paling indah yang pernah kami dapatkan.  

Desember 2012
 
;