Jumat, 10 Oktober 2014 0 komentar

Air Susu Ibu

Horeee.. Mora udah setahun, artinya Mora udah lulus S2 ASI 1 Tahun

Memberikan ASI untuk sang buah hati merupakan sebuah tugas besar yang penuh perjuangan. Dibutuhkan komitmen sang ibu, ayah serta dukungan dari seluruh keluarga dan rekan kerja untuk menuntaskan tugas mulia tersebut. Puji Tuhan sampai detik ini komitmen saya tidak goyah, dukungan dari lingkungan sekitar pun senantiasa positif. Saya berharap untuk dapat terus memberikan ASI kepada Mora hingga berusia 2 tahun. Nah walaupun belum lulus S3 ASI 2 tahun namun kali ini saya ingin berbagi tips sukses memberikan ASI kepada para calom mommy yang siapa tahu kebetulan lagi cari - cari informasi di google tentang pemberian ASI ekslusif dan menemukan artikel ini.

1. Niat dan Komitmen
    Niat dan komitmen dari diri sendiri adalah hal yang sangat penting. Yakinkan diri bahwa ASI tidak tergantikan oleh apapun, adalah asupan terbaik untuk bayi. Carilah informasi sebanyak - banyaknya, kunjungi klinik laktasi ketika memasuki trimester tiga. supaya kamu semakin yakin dan bisa menjawab dengan cerdas ketika lingkungan sekitarmu mencoba membuatmu down dengan pandangan mereka.

2. Merangsang ASI
Merangsang ASI pada saat hamil dilakukan untuk mempersiapkan ASI supaya keluar dengan lancar ketika sang buah hati lahir. Merangsang ASI pada saat hamil dapat dilakukan dengan cara memijat payudara. Khusus untuk mommies yang memiliki puting datar, memberikan ASI akan menjadi sangat sulit jika tidak mencoba merangsang puting keluar sejak jauh hari sebelum melahirkan.

3. Posisi dan Perlekatan Menyusui
Untuk mendapatkan posisi dan perlekatan yang baik memang paling efektif learning by doing.

4. Kebutuhan Bayi
Berdasarkan survey kepada teman - teman yang belum berhasil ASIX, hal yang paling sering menggagalkan niat yaitu mommies sendiri maupun orangtua yang terlalu khawatir bayi sering menangis saat seminggu pertama kelahirannya. Bayi sering menangis dibilang haus dan lapar sementara ASI masih sedikit belum mengalir dengan deras. Karena panik, mommies dan orangtua segera memberikan susu formula kepada sang bayi. Kenali kebutuhan ASI sang bayi!

Sesaat setelah melahirkan, kok ASI yang keluar sedikit? Jangan panik, ASI pasti cukup karena bayi yang baru lahir pun hanya perlu sedikit ASI. Seiring bertambahnya usia bayi, jumlah ASI yang Anda "produksi" akan bertambah dan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Yuk, kenali kebutuhan ASInya! 

  • Bayi usia 1 hari hanya butuh 5-7 ml atau satu sendok makan ASI sekali minum. Di usia ini ukuran lambung bayi hanya sebesar biji kemiri.
  • Bayi usia 3 hari butuh 22-27 ml ASI sekali minum atau hampir satu gelas takar air, sehari. Ukuran lambungnya berkembang menjadi sebesar buah ceri atau anggur ukuran sedang.
  • Bayi usia 1 minggu, butuh ASI 45-60 ml per satu kali sesi menyusu. Ia dapat menghabiskan 400-600 ml ASI atau satu setengah gelas hingga dua setengah gelas takar air per hari. Di usia ini kebutuhan bayi meningkat karena adanya growth spurt yang pertama.
  • Menginjak usia satu bulan, kebutuhan ASI meningkat jadi 80-150 ml dalam sekali minum. Di bulan pertama, bayi akan menyusu 8 hingga 12 kali sehari atau tiap 1,5 jam sampai 3 jam. Di usia ini, bayi sudah lebih pandai menyusu, ibu pun tidak canggung lagi menyusui. Bagi ibu bekerja, ini adalah saat tepat berlatih memerah ASI.
  • Usia 6 bulan, meski bayi sudah kenal MPASI, ia masih tetap butuh ASI sekitar 720 ml ASI per hari. Manfaatkan ASI perah untuk mengencerkan makanan padat bayi, sehingga rasanya sama dengan ASI. Di usia 7 bulan, kebutuhan ASI bayi bisa mencapai 875 ml atau sekitar 93 persen dari total kebutuhan asupan gizi anak. 
  • Usia 12 bulan, kebutuhan ASI bayi menurun menjadi sekitar 550 ml per hari. Di ulang tahun pertamanya, bayi bisa mulai makan makanan padat seperti makanan orang dewasa atau table food. Semakin bervariasi bahan makanan yang Anda berikan, maka kebutuhan gizinya akan terpenuhi.

4. Manfaat menyusui
Berdasarkan pengalaman pribadi nih ya, ada beberapa manfaat menyusui yang saya rasakan yaitu :

  • Membangun ikatan yang kuat antara ibu dan bayi
  • Membantu kontraksi rahim untuk mengeluarkan darah nifas
  • Membantu mengembalikan ukuran rahim menjadi seperti sebelum hamil 
  • Karena komposisi gizi yang lengkap, tumbuh kembang si kecil menjadi sangat baik, berat dan tinggi badan normal, anak aktif dan ceria
  • ASI mengandung antibodi untuk si kecil. Sebelum dicampur dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI) dari 0 - 6 bulan bayi saya tidak pernah tertular sakit walaupun saya dan papanya mengalami flu berat.
  • ASI adalah obat yang mujarab. Kalau bayi anda sakit, berikan ASI sebanyak-banyaknya. 
  • Ngga usah repot - repot mengocok susu terutama di malam hari, tinggal sodori susu ibu dan si kecil pun kenyang
  • Mommies pasti akan merasa lebih sehat dan lebih kuat.
  • It's free! Susu formula amatlah mahal. Yang perlu dilakukan mommies hanyalah makan makanan yang bergizi baik dan cukup supaya ASI yang dihasilkan berkualitas baik
  • Membantu penurunan berat badan secara cepat. Selama kehamilan total kenaikan berat badan saya yaitu 13 kg dan turun kembali hanya dalam 40 hari masa nifas, bahkan sampai minus :D
  • last but not least, menyusui bisa menjadi metode KB alami loh!
Segini dulu yang saya bagikan. Post berikutnya saya akan berbagi tips mengenai ASIP alias ASI Perah..
Good luck moms! <3 div="">


Kamis, 21 Agustus 2014 0 komentar

Haposan Hizkia Mora Saragih

Hari itu hari Rabu, 21 Agustus 2013, tepat satu tahun yang lalu. Semenjak mengambil cuti hamil seminggu sebelum hari itu, kegiatan rutin setiap pagi adalah berjalan pagi dengan Jo. Kata orang-orang banyak berjalan akan mempermudah proses melahirkan. Apapun yang orang-orang sarankan untuk persalinan normal pasti kulakukan. Aku sangat ingin melahirkan dengan cara normal. Puji Tuhan semua keluarga dan dokter mendukukung serta panggul yang luas dan posisi bayi pun sudah benar. Pagi itu kami pergi ke taman di dekat kompleks rumah untuk melaksanakan jalan pagi sambil mengelus elus perut besar ku di kehamilan yang sudah memasuki minggu ke-40 dan due date yang tinggal 2 hari lagi. Kataku kepada bayi dalam perutku "Nak, ayo keluar sayang, mama sama papa sudah sangat ingin gendong kamu". Entah mengapa kemudian aku berkata kepada Jo : "Pokoknya pulang dari jalan pagi ini pasti bakal datang tanda-tanda melahirkan, terus aku melahirkan deh hari ini atau besok". Jo pun meng-Amin-kan ucapanku sambil tersenyum.

Sesampainya di rumah, aku mandi kemudian melaksanakan rutinitas doa pagi dengan ayah ibu mertuaku, Jo dan Angga. Selesai doa pagi aku buru-buru ke toilet karena sudah tidak tahan untuk buang air kecil. Saat itu aku terkejut dengan bercak bewarna pink pada pakaian dalamku. Aku langsung deg-deg an dan memastikan apakah itu bercak darah salah satu dari tanda-tanda melahirkan. Segera kutelpon mama, kata mama aku harus segera ke Rumah Sakit, tenang dan berdoa. Kemudian aku panggil Jo dan Inang bahwa tanda melahirkan sudah datang dan harus segera ke RS. 

Selama perjalanan menuju RSPP, aku mulai merasakan apa itu yang dinamakan kontraksi. Kontraksinya masih lemah dan datangnya 10 menit sekali. Selesai mengurus administrasi, aku langsung dibawa ke dokter jaga di bagian ibu dan bayi. Saat itu pk. 11.00, aku disuruh tiduran di kasur untuk Pemeriksaan Dalam (PD). *aku ngga nyangka kalau PD itu rasanya pedihhh seperti itu* Ternyata aku sudah pembukaan 1 dengan kontraksi 10 menit sekali. Kemudian aku dibawa ke kamar perawatan untuk menanti saat persalinan tiba. Dokter jaga dan suster-susternya bilang "Bu kalau anak pertama biasanya dari pembukaan 1 ke 10 butuh waktu 12 jam". Fiuh deg-degan ku langsung berkurang deh.

Tetapi oh tetapi.....
Selesai makan siang pukul 13.00 kontraksi semakin sering datangnya dan benar saja setelah diperiksa aku sudah masuk  pembukaan 6. Papa menyempatkan datang Suster menyuruhku untuk bersiap-siap ganti baju bersalin dan segera masuk ke ruang bersalin. Di ruang bersalin yang serba hijau itu semakin lama kontraksi semakin sering datangnya dan semakin kuat; mulai dari 5 menit sekali, 3 menit sekali, 2 menit sekali sampai hampir ngga ada jeda sama sekali antar kontraksi. Dari pembukaan 6 sampai 9 memakan waktu yang singkat. Namun pembukaan 9 ke pembukaan 10 sempurna membutuhkan waktu yang agak lama dan di sini lah kesakitan hebat yang kurasakan. Menurutku itu adalah rasa sakit yang paling sakit yang pernah kurasakan sampai detik ini. Aku sangat bersyukur Jo, Inang dan para suster senantiasa di sisiku memberikan semangat. Sesungguhnya aku berharap mama ada mendampingiku, namun mama masih dalam perjalanan pulang kembali dari Puncak.

Singkat cerita, akhirnya pembukaan sempurna, dr. Harini masuk ke ruang bersalin dan mulai menyuruhku untuk mengejan ketika kontraksi datang. Dalam segala kesakitan teramat itu, maka buyarlah semua ingatan akan cara mengejan yang benar, buyarlah ingatan untuk selalu membuka mata. Setelah diingatkan kembali aku pun berusaha keras untuk mengejan dengan benar dan berkonsentrasi bahwa sebentar lagi buah hati kami akan hadir di dunia. Namun entah mengapa setelah mengejan 2 kali,tiba - tiba tubuh terasa amat lemas dan lelah, bayiku tak kunjung berhasil keluar, hanya sebagian kepala kemudian masuk kembali. Para petugas medis di ruang bersalin langsung memasang oksigen, dr. Harini menginstruksikan para suster dan bidan untuk memasang alat vakum untuk membantu persalinan. Dengan bantuan vakum dan segenap tenaga yang tersisa aku berusaha untuk mengejan kembali dan kemudian lahirlah sesosok bayi yang kami nanti-nantikan itu.

Haposan Hizkia Mora Sidabutar, berat 4030 gram, panjang 51 cm. Yaampun aku ngga sadar bayiku bisa sebesar itu, pantas saja mengejan sekali dua kali bahkan tiga kali pun tidak cukup. Sesaat kemudian segala rasa sakit langsung lenyap tuntas. Yang aku inginkan hanyalah mendekapnya, menciumnya. Hai Nak, selamat datang di dunia ini. Perasaan bahagia dan terharu memenuhi hati. Sekarang, aku sudah menjadi seorang ibu.

Waktu pun berjalan terasa amat cepat. Papa dan mama sangat menikmati setiap detik melihatmu tumbuh dan berkembang. Sampai - sampai mama ini pun kosong karena mama ngga sempet nulis lagi.

Hari ini, tepat 1 tahun kamu lahir di dunia ini Sayang..
Selamat ulang tahun yang pertama ya Mora, panjang umurnya, sehat badannya, kuat imannya di dalam Tuhan.

- Mama yang mengasihimu -


Selasa, 09 April 2013 0 komentar

Trimester Pertama dan Kedua

Holaaa blog, apa kabar?

lamaaaaaaaaa banget ngga cerita-cerita di sini. kenapa hayo? soalnya mood untuk nulis menguap begitu saja ketika menjalani trimester 1 kehamilan. sekarang aku sudah masuk minggu ke-20 atau 5 bulan yang artinya : "hooooreeee sudah setengah jalan!!!" Kalo kata orang-orang trimester kedua adalah masa emas nya ibu hamil, aku akan mengangguk setuju. Saat ini aku sudah terbiasa dengan segala perubahan yang terjadi pada tubuhku karena hormon kehamilan.

Sekarang aku mau cerita sedikit bagaimana rasanya trimester pertamaku. Respon tubuh setiap ibu akan berbeda-beda terhadap hormon kehamilan. Katanya sih bawaan baby. Nah, ini nih yang kualami :

- mual-mual sepanjang hari sampai minggu ke14
Dulu kukira morning sickness itu ya emang cuma dialami pada pagi hari..namanya aja morning kan...eh ternyata yang kualami ini sepanjang hari ngga kenal waktu. Beruntung aku masih diberi nafsu makan. Pernah dalam 2 hari penuh, aku memuntahkan setiap apapun yang kumasukkan ke mulut, bahkan air putih sekalipun.
Setiap dua jam perut harus diisi daripada asam lambung naik yang berujung muntah pada akhirnya. Aku benci banget masuk ke dapur, aromanya bikin mual. Aku muntah setiap makan sayur, buah dan cemilan padahal mereka semua adalah favoritku dari dulu. Aku yang dari dulu juga ngga suka nasi jadi suka banget makan nasi, malahan h-a-r-u-s makan nasi. Aku suka semua makanan favoritnya Jo (ini anak papanya banget ya...)

- ngidam
Kehamilan pertamaku ini ternyata ngga terlalu ngerepotin Jo di dalam dunia per-ngidam-an. Aku sering banget pengen makan bakso, yamien manis dan yang paling sering adalah ngidam masakan batak. Ngga susah dicari kan...Mertuaku yang jago masak pun sering bikinin aku makanan yang kuinginkan.

- mudah lelah dan cepat mengantuk
Di kantor rasanya ngantuk terus, pulang ke rumah pun pengennya langsung tidur. Aku juga ngga sanggup berjalan kaki terlalu lama.

-pusing 

- pegal seruruh tubuh dan nyeri punggung
Setelah muntah hebat biasanya diikuti dengan ngilu sekujur tubuh. Selain itu badan ini rasanya ko ngga pernah lepas dari pegal dan nyeri. Namun semua pegal dan nyeri yang kurasakan setiap hari sangat terbantu dengan pijatan lembut oleh suamiku tercinta.

Kira-kira seperti itulah gambaran trimester pertamaku. Meskipun agak berat, tapi aku bersyukur bisa melaluinya dan bersyukur di saat banyak ibu hamil lainnya yang susah beraktifitas normal bahkan harus bedrest lama. Aku bersyukur masih bisa pergi ke kantor walaupun dalam trimester pertamaku seringkali minta izin sakit karena lemas setelah muntah hebat di pagi hari. Aku bersyukur orang-orang terdekat di sekitar memahami kondisiku. Dan aku sangat-sangat bersyukur, Jo adalah suami yang super bagiku, ia selalu merawatku dan selalu bersikap manis sehingga membuatku merasa nyaman dan tenang.

Sekarang di trimester yang kedua, kondisi tubuhku sudah jauh lebih stabil dan kuat. Aku sudah ngga pernah muntah lagi. Mual tetap ada, tetapi hanya 10% dari yang sebelumnya kurasakan. Aku sudah mulai bisa makan makanan apapun. Pegal badan dan nyeri punggung masih, kayaknya sih ngga akan hilang sampai babynya lahir. Oh iya, sekarang baby bump ku sudah terlihat, haha..

Ada satu hal menakjubkan yang kurasakan sejak seminggu yang lalu. Awalnya aku ngga ngeh, kemudian baru kurasakan tendangan-tendangan dari kaki mungil bayi dalam perutku. Kalau udah ditendang rasanya happy. Kurasa anakku sedang ingin berkomunikasi denganku (pede banget yah si mamah). Seperti yang setiap hari biasanya kulakukan, malam itu aku bicara kepada si baby, "Nak, udah malem, kamu udah tidur ya Sayang?" Aku bertanya demikian karena dalam dua jam terakhir tidak terasa tendangan, jadi kukira dia memang sedang tidur. Eh ngga kusangka beberapa detik kemudian si baby menjawabku dengan dua tendangan mungilnya. Rasanya hatiku ini berbunga-bunga, seneng banget babynya dengar suaraku dan menjawabku. :">

Nak, papa dan mama udah ngga sabar 4 bulan lagi kita ketemu, kami udah ngga sabar pengen gendong dan cium-cium kamu....

Sehat-sehat ya Nak di perut mama sampai tiba saatnya kamu lahir, 
Papa dan Mama mencintaimu. 
Selasa, 08 Januari 2013 0 komentar

Dua Garis Merah

Aku selalu suka dengan Bulan Desember, bulan yang penuh dengan semangat menyambut Natal. Natal tahun ini pasti akan terasa lebih spesial karena inilah Natal pertama aku dan Jo sebagai sepasang suami istri. Ketegangan untuk memenangkan siapa yang pertama kali mengucapkan "Selamat Natal Sayang" pun sudah dimulai sejak masa Adven.

Namun aku tidak menyangka bahwa di Bulan Desember ini kami akan mengalami kedukaan. Sore itu Hari Kamis,13 Desember 2012, ketika Jo menjemputku di kantor, ia menyampaikan kabar bahwa Ompung (Ibu dari Ayah Mertuaku) telah dipanggil Tuhan. Walaupun baru sempat mengenalnya, aku merasa amat sedih. 3 bulan yang lalu Ompung yang memang sudah sakit-sakitan datang ke Jakarta untuk menghadiri pernikahanku dengan Jo. Ompung pun sempat tinggal bersama kami selama sebulan, kami sering doa pagi bersama bahkan Ompung masih bisa memimpin doa untuk kami. Keesokan harinya kami segera berangkat ke Medan. 

Prosesi Adat Batak untuk orang meninggal sampai penguburan berlangsung selama 6 hari. Ompung pun dibawa ke Tomok untuk dikuburkan di samping Ompung Doli yang terlebih dulu pergi 18 tahun yang lalu. 
6 hari yang sungguh berduka dan melelahkan, Puji Tuhan semua boleh berjalan dengan baik. Ada banyak pelajaran yang kami dapatkan selama di Medan. 

Tiba saatnya kami pulang kembali ke Jakarta pada hari Rabu. Ah iya, ternyata aku sudah telat datang bulan selama 4 hari. Pagi itupun aku menggunakan alat testpack yang dibelikan Jo pada malam sebelumnya. Kami dikejutkan dengan dua garis merah yang terlihat pada alat testpack tersebut. Aku hamil! Ah, sungguh senang sekali. Sorenya setiba di Jakarta, kami pergi ke Prodia untuk mendapatkan hasil uji yang lebih akurat dan pergi ke Dokter Kandungan. Hasil Lab dan Dokter pun menyatakan bahwa aku positif hamil. Kami berdua sangat bahagia dan merinding karena dalam beberapa bulan ke depan kami akan menjadi orang tua.

Aku langsung teringat akan lagu dari Kidung Jemaat "Suka dan derita bergantian, memperkuat imanku". Terima kasih Tuhan untuk kado Natal paling indah yang pernah kami dapatkan.  

Desember 2012
Jumat, 23 November 2012 0 komentar

Selamat Menempuh Hidup Baru, Tere

Flashback ke tanggal 13 September 2012, hari itu aku sedang gelisah dengan perasaan campur aduk. Hari itu adalah h-1 pernikahanku dan hari ini adalah h-1 pernikahan Tere. Terbayang segala perasaan yang ia rasakan saat ini. Ah, sedih sekali rasanya tak bisa menyaksikan langsung pemberkatan Tere&Panrido yang nun jauh di tanah Batak, Porsea. Selamat menikmati setiap detiknya menuju altar itu sahabatku. 
Aku teringat setiap kisah yang saling kita bagi bersama : cita-cita berkuliah di kampus gajah itu, mata kuliah yang susah, praktikum, ujian, tugas akhir, paduan suara dan segala tetek bengek kisah pahit manis masa kuliah. Ketika sudah lulus dan masuk ke dunia kerja maka topik kita bertambah pula. Mulai besok kamu akan menjadi seorang istri, tentu saja sebentar lagi kita akan memiliki topik baru untuk disharingkan. Welcome to the wifey life dear...Semoga berbahagia!

Kamis, 18 Oktober 2012 0 komentar

Seperti Madu Pemanis Teh Hangatmu

Entah berapa puluh kali perjalanan udara yang kita lakukan dalam dua tahun terakhir. Bahkan mungkin jumlahnya sampai ratusan, aku dengan urusanku dan kamu dengan urusanmu. Itulah yang membuat hubungan kita seperti hubungan jarak jauh dan hanya bisa bertemu pada akhir pekan. Sementara dari Senin sampai Jumat, bukankah seringkali kita berada di pulau yang berbeda? Aku di Sumatera, kamu di Sulawesi, aku di Jawa kamu di Kalimantan, hampir selalu seperti itu.

Hari Senin adalah sebuah rutinias pergi dari rumah dengan tujuan Bandar Udara Soekarno-Hatta. Sebuah rutinitas yang membuat tubuh ini hafal setiap hari Senin tiba harus bangun pukul 2 pagi dan yang membuat tangan ini mahir mengemas seluruh kebutuhan ke dalam sebuah tas punggung hanya dalam hitungan beberapa menit sebelum memburu penerbangan paling pagi. 

Namun hari ini adalah Senin yang berbeda. Pagi ini aku sudah berada di Bandar Udara Soekarno-Hatta. Lantas apa yang berbeda dari Senin biasanya? Kali ini ada kamu, ya aku dan kamu, hanya kita berdua. Ini adalah perjalanan udara kita yang pertama kalinya. Aku sudah sangat bersemangat sejak pertama kali kau mengejutkanku dengan lembaran tiket pesawat bertuliskan namamu dan namaku. Bahkan sangking semangatnya aku membeli baju-baju baru spesial untuk perjalanan ini dan mengemasnya dari jauh hari. Aku  tak sabar menunggu hari ini tiba. 

Matahari berada lebih dekat dengan kita sepanjang hari hingga dirinya ditelan oleh malam. Bulan penuh dan udara malam khas tropislah yang menyambut kita di pulau mimpi ini. Ah, pulau mimpi... Aku yakin beberapa hari ke depan yang akan kita habiskan bersama di pulau ini pastilah rasanya seperti mimpi. Bayangkan sayang hanya aku dan kamu, bisa jadi tak ada seorang pun yang kita kenal di sini. Kita akan melakukan apapun yang kita mau di pulau ini. Aku yakin kita akan mengalami hari-hari yang manis, semanis madu pemanis teh hangat yang tadi pagi kubuatkan untukmu. 


Phuket, 17 September 2012


Ny. Joseph Saragi
Rabu, 17 Oktober 2012 0 komentar

Bahwa Bekerja adalah Suatu Kehormatan

Pagi ini seperti biasa kami melaksanakan rutinitas pagi di kantor. Untuk Divisi Transmisi&Distribusi, kami biasa memulai ritual pagi pk 08.15 selama 15 menit. Kegiatan ini dibawa bergilir oleh setiap staf, sang pembawa acara memulai 'ice breaking' dengan menyebutkan visi misi dan tata nilai perusahaan, kemudian membuka sesi sharing. Pada sharing hari ini, Pak Supiyana kembali menceritakan sebuah kisah. Beliau memang langganan berbagi cerita dari renungan sampai lelucon. Saya akan menceritakan kembali kisah yang tadi pagi Beliau bagi..

Suatu sore Pak Supiyana dan rekannya ngopi di sebuah pusat Tongkrongan di bilangan Setiabudi. Di sana Beliau melihat ada seorang eksekutif muda yang sedang sibuk dengan laptopnya. Kemudian datanglah gadis cilik menawarkan bunga kepadanya. "Om, Om, beli bunganya dong Om, satu saja" Kemudian si eksekutif muda ini menjawab "Kamu ngga lihat saya sedang sibuk?" Si gadis cilik segera pergi dan mencoba menawarkan bunga-bunga jualannya kepada orang lain. Ketika si eksekutif telah menutup laptopnya, gadis itu kembali menawarkan bunganya : "Om, bunganya Om, satu aja untuk kekasih Om" Dengan nada jengkel, si eksekutif pun mengeluarkan selembar dua ribu rupiah dan menyerahkannya kepada si gadis, "Nih, ambil aja untuk kamu, bunganya tidak usah". Gadis itu mengambil uang tersebut kemudian berjalan mendekati pengemis yang ada di dekat situ dan memberikannya. Si eksekutif bunga itu bingung dan bertanya kepada gadis kecil penjual bunga "Mengapa kamu memberikan uang itu kepada pengemis?" Dengan polos gadis itu menjawab "Soalnya saya sudah janji Om sama ibu, ibu bilang saya hanya boleh mendapat uang dari hasil jualan bunga-bunga ini, bukan dari hasil meminta-minta" Singkat cerita pria tersebut membeli seluruh bunga yang ada di tangan gadis cilik. 

Pak Supiyana menarik kesimpulan dari kejadian yang baru saja terjadi di depannya : sebuah pelajaran di sore hari itu, bahwa pekerjaan adalah suatu kehormatan dan harga diri.
 
;