Rabu, 01 Februari 2012

Aceh, Januari 2012

Pertama kali ditelp project leader untuk ikutan survey ke Aceh rasanya seneng deh. Soalnya Aceh termasuk salah satu kota yang pengen banget gw kunjungi. Tapi sedikit khawatir juga sih karena berita penembakan sedang hangat. Teman-teman bilang di sana statusnya agak rawan, mereka menghimbau gw untuk siap-siap kerudungan. Berangkatlah gw dengan memakai dan membawa baju lengan panjang plus beberapa pashmina ala ala kerudung.

Tujuan tim saya adalah survey di kota Banda Aceh dan Meulaboh. Kami hanya punya waktu 2 malam. Perjalanan dari Banda ke Meulaboh membutuhkan waktu 5 jam. Tadinya kami mau mengejar hari pertama itu juga langsung berangkat ke Meulaboh supaya tidak membuang waktu, namun orang-orang sana menyarankan untuk tidak mengadakan perjalan antar kota di malam hari demi keamanan. Bahkan supir rental mobil sempat bikin gw deg2an, dia bilang "Mungkin besok perjalanan kita ke Meulaboh akan ada banyak pemeriksaan di sepanjang jalan, soalnya Aceh Barat statusnya masih aman.

sanger, Solong Coffee
Untuk itu setelah survey hari pertama di kota Banda selesai, kami menggunakan sisa hari untuk beristirahat. Malam harinya kami mampir ke Solong Coffee, warung kopi yang berada di Ulee Kareng Banda Aceh. Kalo kamu penggemar kopi sejati, maka warkop yang berdiri sejak 1974 ini wajib didatengin. Kopinya nikmat banget diolah secara tradisional. Gw sendiri memesan sanger yang merupakan kopi hitam dicampur sedikit susu tanpa gula, rasanya benar-benar pas! Langsung beli kopinya untuk oleh-oleh dan untuk minum di rumah. Tadinya gw masih milih kopi sidikalang yang merupakan kopi paling enak sejagad raya, tapi setelah minum kopi aceh ternyata yang ini beneran juara.


Keesokan subuhnya pukul 4.30 kami melakukan perjalanan ke Meulaboh. Masih sangat gelap. Gw terbangun ketika matahari mulai mengintip dan mata langsung terbelalak kaget kagum melihat pemandangan yang ada di depan mata. Perjalanan dari kota Banda menuju Meulaboh menyusuri pantai barat Aceh. Jalan yang kami lalui adalah jalan baru yang dibuat setelah daratan terdahulu tersapu oleh bencana alam tsunami yang terjadi pada tahun 2004 silam. Pemandangannya baguuuuus banget sampai bikin gw terharu. 

Survey di Meulaboh memakan waktu cukup lama dan melebihi target waktu, sehingga kami pulang ke Banda Aceh terlalu sore. Sampai di Banda sudah malam dan perut sudah lapaaar sekali. Tim kawan yang survey ke Janto, Bireun dan Lhokseumawe sudah tiba terlebih dahulu dan sedang makan malam di Mie Razali. Konon katanya ini mie aceh paling enak se-Aceh. Kami pun memutuskan untuk bergabung makan malam dengan mereka. Perut penuh angin akibat perjalanan cukup jauh yang lapar pun terpuaskan oleh sepiring mie aceh kuah yang yummy :9

Setelah perut kenyang kembali ke hotel membersihkan diri, badan yang lelah geletak di kasur sambil telponan sama pacar itu rasanya hepi hepi gimanaa gitu sampai akhirnya pun ketiduran :P hehe. Namun sekitar jam 1 dini hari gw terbangun karena kasur terasa bergoyang cukup kencang, cukup untuk menyadarkan gw kalau saat itu terjadi gempa. Gempanya kencang dan lama. Dari luar terdengar suara orang-orang berlarian ke luar kamar, namun gw ngga beranjak dari kasur dan menunggu gempanya berhenti. Pukul 4 subuh gw udah siap dijemput ke bandara untuk berangkat ke Medan. Di bandara sempat mencari berita gempa dini hari, ternyata gempa yang terjadi berkekuatan 7.1 SR dan sempat berpotensi tsunami untuk daerah tertentu. 

Perjalanan survey Aceh menyenangkan dan puji Tuhan bisa pulang dengan selamat tanpa pemeriksaan apa-apa dan aman dari gempa. Sampai jumpa di cerita berikutnya!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;