Kalau saja hari itu aku bersikeras tidak datang ke sana,
mungkin hari ini bukanlah hari yang spesial buat aku. Sabtu itu hampir dua
tahun silam, aku masih aku dengan tatapan yang dingin. Sesosok gadis yang
menata imajinya sedimikian rupa. Sesosok gadis yang masih dengan keangkuhan khas
itb nya menganggap bahwa dia adalah satu di antara putera puteri terbaik bangsa. Si gadis yang mengenakan kacamata
yang semakin mempergalak wajahnya.
Terimakasih Tuhan, untung saja hari itu aku datang ke sana.
hari ini jadi hari yang spesial untukku. Lihat Tuhan, betapa berubahnya diriku
sejak hari itu. Pria itu yang kulihat di sana, dia yang membuatku menjadi
seperti saat ini. Tidak lagi mengancam orang sekitar dengan tatapanku. Tidak
lagi menganggap aku yang terpintar. Pria itu yang kulihat di sana, dia yang
mengajariku banyak hal.
Aku selalu menanti hari-hari bertemu dengan dirinya. Biasanya
pria itu akan membagikanku kisah-kisah yang belum pernah aku dengar sebelumnya
sembari aku dan dia merajut kisah tentang kami sendiri. Mengurai mimpi bersama
tentang jadi apa kami di tahun-tahun mendatang. Dirinya, aku, dua atau tiga
anak, sebuah rumah, London, padang tulip. Biarkan kami bermimpi apapun ya
Tuhan. Biar kupanjatkan doa tentang mimpi-mimpi itu sehingga aku bisa bercerita
kepada-Mu lebih lama.
Lalu mengapa hari ini menjadi spesial buatku? Tuhan, hari
ini pria itu bertambah 1 tahun lagi usianya. Tentu Kau ingat, dalam surat
kepada ayahku, aku tulis di sana bahwa ada seorang pria yang akan menggantikan
tugas ayah untuk menjagaku. Dialah pria yang kumaksud Tuhan, pria yang
kucintai.
Tuhan, dini hari tadi doaku untuknya aku yakin Kau
mendengar semuanya. Aku baru ingat belum memanjatkan sebuah permohonan
untukku. Oh Tuhan, izinkanlah aku untuk selalu ada di sampingnya, terus merajut kisah kami dengan saling mengasihi, bermimpi bersama serta menjadikannya nyata.
Terimakasih Tuhan, hari itu Engkau mempertemukan kami.
Jakarta, 13-02-2012
dedicated to Joseph Saragih
happy birthday sayang,I love you.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar