ratusan ribuan peluk cium dan kenangan
setumpuk janji dan harapan
terbayang dan terlontar kata mengapa
perihnya basuh dengan air mata
menangislah sebentar saja
lalu hibur dengan nyanyian
sekali maju tetapkan hati
jangan goyah melihat ke belakang
mantap membuka lembaran yang baru
biarkan Sang Pencipta menulis dengan indah di sana
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar